Dalam MK ini
akan diuraikan tentang :
A.PERANAN
PENGAMATAN DALAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU
B.PENGAMBILAN SAMPEL DAN PROGRAM PEMANTAUAN
C.FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KESALAHAN DALAMPENGAMBILAN SAMPEL
1.Sifat Ketrampilan Petugas Pengamat
2.Keadaan LIngkungan Setempat
3.Sifat Sebaran Spasial Serangga
D.METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1.Metode mutlak
2.Metode nisbi
3.Metode indeks populasi
E.PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBILAN SAMPEL
1.Penentuan Unit Sampel
2.Penentuan Interval Pengambilan Sampel
3.Penentuan Ukuran Sampel
4.Desain atau Pola Pengambilan Sampel
5.Mekanik Pengambilan Sampel
F.PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAMBILAN SAMPEL
G.PROGRAM
PENGAMATAN PETUGAS PERLINDUNGAN TANMAN DI INDONESIA
1.Metode pengamatan
2.Metode Pengembilan Contoh
3.Penilaian Kerusakan
A.PERANAN PENGAMATAN DALAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Dalam penerapan PHT, pengamatan ekosistem merupakankegiatan yang sangat menentukan
keberhasilan dalammengambil keputusan tentang pengendalian OPT.Hubungan antara
Aras Pengambilan keputusan dengan kegiatanpemantauan sangat erat. Nilai Ambang
Ekonomi yang ditetapkantidak bermanfaat apabila tidak diikuti kegiatan
pemantauan yangteratur dan dapat dipercaya. Sebaliknya program pemantauantidak
bermanfaat apabila tidak dikaitkan dengan suatu araspenentuan keputusan
pengendalian seperti ambang ekonomi.Pemantauan adalah suatu kegiatan pengamatan
yang dilakukansecara berkala pada suatu obyek di lokasi tertentu untuk
kepentingan pengambilan keputusan. Pengamatan yang dilakukan secara insidentil
yang tidak digunakan untukpengambilan keputusan bukan merupakan kegiatan
pemantauanKaitan antara kegiatan pengamatan dan aras pengambilan keputusan PHT
dapat dijelaskan melalui bagan sistem organisasi pelaksanaan PHT seperti
berikut ini :
Agroekosistem
merupakan sistem yang dikelola oleh petani dengantujuan agar diperoleh produksi
pertanian tinggi, populasi hama dankerusakan tanaman dapat dipertahankan pada
aras yang tidakmerugikan, serta residu pestisida di makanan dan lingkungan
dapatditetapkan seminimal mungkin. Agroekosistem bersifat dinamik, selalu
berubah antar waktu dan
antar tempat
serta sangat peka terhadap pengaruh dari dalam danluar ekosistem.Agar sasaran
pengelolaan agroekosistem tersebut dapat dicapai, diperlukan informasi tentang
keadaan dan dinamika ekosistem yang diperoleh dari kegiatan pemantauan Kegiatan
pengamatan dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keadaan
ekosistem meliputi keadan cuaca, air,tanah, populasi hama dan penyakit, musuh
alami, kerusakantanaman, pertumbuhan tanaman dan lain-lain.Berdasarkan hasil
pengamatan, informasi yang diperolehkemudian dianalisis dan kegiatan ini
disebut Analisis Ekosistem.Hal-hal yang dianalisis diantaranya adalah apakah
populasi hamasudah melebihi ambang ekonomi, populasi musuh alami apakahmampu
memertahankan populasi hama dalam kedudukankeseimbangan, apakah kondisi cuaca
apakah menguntungkanuntuk perkembangan hama dan lain-lain.Hasil analisis
merupakan masukan bagi pihak pengambilkeputusan apakah petani, petugas lapangan
dan lainnya untuk mengambil keputusan tentang bentuk tindakan pengelolaan yang
perlu
dilaksanakan terhadap ekosistem.
Pengambil
keputusan merupakan lembaga atau perseoranganyang menetapkan keputusan dan
rekomendasi yang perludilakukan untuk pengelolaan ekosistem termasuk
tindakanpengendalian hama.Setelah diambil keputusan tentang tindakan
pengelolaanekosistem yang perlu dilakukan, keputusan tersebut segeralangsung
diterapkan di lapangan dalam bentuk tindakanpengelolaan. Tindakan pengelolaan
tersebut dapat dalam bentukpengendalian hama dengan pestisida kimia, teknik
pengendalianhama lainnya atau tidakan pengelolaan ekosistem lainnya.Salah satu
model pengambilan keputusan yang sederhana adalah Ambang Ekonomidalam bentuk
populasi hama atau intensitas kerusakan tanaman. Apabila data populasi hasil
pemantauanmenunjukan telah sama atau melampaui AE, keputusannya adalahsegera
dilakukan pengendalian kimia untuk mengembalikanpopulasi hama ke aras
keseimbangan umumnya. Bila dibawah AE,tidak perlu dilaksanakan pengendalian
kimiawi Dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan perlu ditetapkan siapa yang menjadi
pelaksana pemantauan apakah petani atau petugaslapangan pemerintah yang
ditugasi melakukan pemantauan sepertipara
POPT.Idealnya apabila semua petani dan kelompok tani pernahmemperoleh
pelatihan pengamatan atau pelatihan PHT di SLPHT,tanggung jawab pemanatauan di
tingkat lapangan adalah petanibeserta kelompoknya.
B. PENGAMBILAN SAMPEL DAN PROGRAM PEMANTAUAN
Sampel atau
contoh dalam pengertian statistik merupakan bagiansuatu populasi atau
universum.Populasi hama pada suatu tempat merupakan seluruh individu hamayang
ada di tempat tersebut. Misal yang dimaksud populasi tanaman padi adalah
seluruh tanaman padi yang ada pada suatu tempat. Sasaran program pengamatan
adalah menghitung jumlah seluruhindividu dari suatu populasi secara tepat.
Tetapi untuk menghitungsemua individu sangat sulit atau tidak mungkin
dilaksanakan. Dalam praktek pangamatan, petugas pengamat hanya
mengamatisebagian kecil anggota populasi yang berupa sampel . Karene
itusebelum melakukan pengamatan para petugas pengamatan harusmelakukan
pengambilan sampel atau sampling. Dari data sampel dapat diduga sifat-sifat
populasi termasuk jumlah individu dalam populasi Permasalahan penting yang
dihadapi dalam setiap pengambilansampel adalah menentukan jumlah anggota sampel
yang tepat dandapat mewakili keseluruhan anggota populasi.Apabila penentuan
anggota sampel tidak benar, data sampel tidakdapat digunakan untuk menduga
sifat populasi dengan tingkatketepatan dan ketelitian yang tinggi. Dengan
demikian kesimpulanyang diambil menjadi kurang tepat serta tidak sesuai dengan
sifatpopulasi sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar